top of page

 

6. Vivatel Hotel Yang Apik
Setelah menyelesaikan agenda hari ke-4, saya dan rekan-rekan bermalam di Hotel Vivatel. Hotel yang berada di tengah kota Kuala Lumpur ini terbilang unik, unik nya yaitu konsep desain antara satu lantai dengan lantai lainnya memiliki tema yang berbeda-beda. Ada yang bertemakan air, api, logam, tanah dan kayu. Konsep ini diadopsi dari 5 unsur yang ada Feng Sui.  Saya mendapatkan room 945 di lantai yang bertemakan air, kesejukan langsung terasa ketika saya berada di kamar. Desainnya membuat penat berganti rasa sejuk.



Vivatel dilengkapi berbagai fasilitas seperti Ball Room, ruang rapat, kolam renang, dan restoran. Vivatel juga berseblahan dengan Viva Mall, jadi bagi pengunjung hotel yang ingin berbelanja maka tidak perlu jauh-jauh menyebrang jalan atau membutuhkan transportasi lain untuk pergi berbelanja.

 

Kini saatnya untuk merebahkan diri, pikiran saya masih saja terbang ke Kampung Kuantan, saya rindu si kunang-kunang. “Ah, biarkan si kunang-kunang tidur lelap, kunikmati saja kerlip lampu kendaraan yang lalu lalang dijalanan yang tampak seperti kunang-kunang jika dilihat dari ketinggian kamar” celoteh saya.

*Hangatnya Bed Cover Vivatel membuat saya terlelap cepat. Selamat malam…

#Day 4: It's Holiday

1. Asyiknya di Golden Palm Tree
Sarapan, yoga, bersepeda, makan siang di resto pinggir pantai merupakan serangkaian kegiatan untuk menghabiskan sisa-sisa waktu di Golden Palm Tree. Kegembiraan tersirat jelas di wajah 20 blogger top ini, fasilitas yang diberikan oleh GPT mampu membuat saya dan teman-teman terhipnotis lupa waktu.

 

“Kapan lagi coba, bisa menikmati resort mewah seperti ini” ujar salah satu peserta MSS. Saya hanya mengangguk dan tersenyum sembari melahap hidangan kesekian. Benar-benar top markotop menu yang dihidangkan di GPT, setiap detik setiap waktu perut saya kelaparan dibuatnya.



Selesai semua agenda di GPT, tim MSS pamit dari manajemen GPT. Tak banyak kata selain terimakasih yang tulus dari kami. Terimakasih atas pelayanannya, service nya, fasilitasnya, hidangannya dan berbagai macam hal lainnya yang membuat semua orang dapat tersenyum ceria. Good bye GPT,  agenda selanjutnya ke Bukit Melawati.



 

2. Menikmati Cendol Bakar
Perjalanan ke  Bukit Melawati kurang berkesan jika tidak mampir di salah satu tempat yang bernama “Cendol Bakar”. Membaca tulisan CENDOL BAKAR yang tertulis di papan besar di pinggir jalanan tersebut membuat pikiran gundah-gulana, siang bolong makan yang panas, bisa gila pikir saya. Tulisan “BAKAR” yang diwarnai dengan aksen api yang membara akan membuat pengunjung membayangkan hidangan semangkuk cendol yang mengeluarkan asap panas, untuk memakannya harus dihembus-hembus atau dikipas-kipas supaya sejuk.


Sesampai di dalam, saya memesan cendol rasa durian. Tidak lama kemudian pesanan pun tiba, saya heran “kok pesanan saya dingin? Jangan-jangan salah pesan”. Selidik punya selidik, mendengar penjelasan empunya warung, cendol ini dinamakan cendol bakar karena 2 faktor. Faktor pertama karena bahan dasar pembuatan cendol berasal dari gula yang dibakar, faktor kedua karena sesepuh alias orang tua daripada empunya warung bernama ABU BAKAR. Startegi marketingnya unik juga, tidak heran memang, selain nama yang unik rasa cendol nya pun lezat dan segar.

Cendol Bakar sudah menjadi buah bibir masyarakat Selangor, meskipun tempatnya sederhana, namun karena cita rasa yang menggelora, harganya murah, maka tidak heran antrian mobil pelanggan (service ala Mc Donals) membuat macet jalanan.

3. Berbagi Kasih di Bukit Melawati
Sesampai di kaki bukit melawati Bus berhenti, untuk menuju ke puncak bukit harus menggunakan trem. Trem merupakan jasa transportasi khusus yang disediakan untuk pengunjung yang ingin mendaki ke bukit melawati. Hanya butuh waktu sekitar 5 menit untuk berada di puncak melawati. Melawati terkenal dengan sejarah masa lampau kerajaan Selangor, banyak peninggalan-peninggalan sejarah di sini, seperti benteng, meriam, sumur tua, dan bangunan-bangunan berabad silam.



Kedatangan kami disambut heboh oleh puluhan monyet-monyet manja yang haus kasih sayang dan butuh makanan. Peluk-pelukan pun terjadi antara saya dengan seekor monyet cantik yang  termehek-mehek minta makan. Dengan senang hati saya ladeni, karena jauh-jauh saya kemari untuk berjumpa dengan mereka.


Monyet-monyet yang berada di sekitaran bukit menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Cukup membeli satu ikat kacang panjang RM1, maka siap-siap di kelilingin oleh monyet-monyet centil.

4. Sunset at Riverside Restaurant

Selepas dari bukit melawati, transit di Kuala Selangor. Riverside restaurant tempat yang maching untuk menikamti sunset sembari mencicipi hidangan Sea Food. Suasana senja yang dibaluti angin sepoi-sepoi membuat suasana kian romanti bagi yang berkunjung dengan pasangan.


Ikan laut masak ala chines terlentang merekah di hadapan saya, liur saya ngeces dibuatnya. Ini bukan senda gurau, ikan lezat ini harus dilenyapkan seketika sebelum masuk angin. Cumi goreng dan es lemon tea menyempurnakan hidangan yang ada di hadapan saya.

Time out, peluit panitia berbunyi, perut kenyang, perjalanan dilanjutkan, trip berikutnya melihat kunang-kunang di Kampung Kuantan. Go…

5. Kerlip Kunang-kunang
Jam 08.00 malam saya tiba di Kampung Kuantan. Tempat ini dikenal sebagai tempat yang paling asik untuk melihat kerlap-kerlip cahaya si kunang-kunang. Setelah mengambil karcis, kami dibagi ke beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah memakai rompi pelampung, kami bergegas berangkat menggunakan boat sekoci. Pemandu membawa kami ke sungai yang gelap gulita yang disekelilingnya ditumbuhi batang maggrove.



Dari kajauhan kerlap-kerlip kunang-kunang mulai tampak, cahayapun kian mendekat. Sunyi, sepi, sejuk, cahaya rembulan purnama yang redup kekuning-kuningan membuat perasaan saya seakan damai tak terkira. Saya benar-benar merasakan seperti sedang berada di alam lain, jutaan kunang-kunang yang bertengger di batang mangrove seperti menyelimuti sekoci. Seingat saya, terakhir kali saya melihat cahaya kunang-kunang sekitar 20 tahun silam. Sungguh luar biasa pemandangan malam ini. Sayangnya, kami tidak dibolehkan untuk mengabadikan moment tersebut, kilatan lampu flash kamera menggangu kenyamanan si kunang-kunang.


Trip selesai, saatnya untuk bergegas pulang. Saya masih belum puas, saya cukup betah di Ngampung Dolan ini, tempatnya begitu sejuk penuh kedamain, kerlip jutaan kunang-kunang itu loh yang membuat mata dan hati saya terpesona. “Kedepan jika ada kesempatan untuk kembali ke Selangor, maka Kampung Kuantan ini menjadi tempat pertama yang akan saya kunjungi”.

More About Vivatel: http://www.vivatel.com.my/

(Thema kamar di Vivatel)

(Sarapan)

(Meeting Room)

(Ball Room)

(Bath Room)

(Bulan purnama nan jelita)

(Siklus hidup kunang-kunang)

(Bersama tim)

(Riverside Restaurant)

(Memadu kasih dengan si hitam)

(Trem)

(Antrian panjang mobil-mobil yang hendak membeli Cendol bakar)

(Cendol bakar)

(Pamflet Cendol bakar)

(Menikmati buah segar)

(Sarapan)

(Yoga Time)

(Bersepeda)

(Bersama Bang "ramble" alis cik rusli)

bottom of page